Root Cause Analysis
Root Cause Analysis adalah suatu hardskill yang dibutuhkan untuk melakukan problem solving. Pada problem solving kita mengenal Corrective action, correction dan Action to prevent reccurence. Corrective action adalah Tindakan perbaikan yang merupakan gabungan antara perbaikan cepat (correction) dan juga Tindakan untuk mencegah terulang Kembali (Action to prevent recurrence).
Tindakan untuk mencegah terulang Kembali atau action to prevent recurrence membutuhkan Root Cause Analysis atau penyelidikan akar masalah. Root cause analysis ini melakukan Analisa suatu permasalahan sehingga akar permasalahannya dapat ditemukan dan Tindakan dilakukan terhadap akar masalah tersebut sehingga masalah tidak akan terjadi Kembali.
Problem Clarification
Problem clarification merupakan masalah yang penting, seperti kata pepatah Problem yang dijelaskan dengan benar maka problem tersebut sesungguhnya sudah terselesaikan setengahnya (a Clear Problem is Half Solved).
Problem yang terklarifikasi adalah problem yang sudah dengan detail menyatakan kondisi sekarang, gap yang terjadi dan apa yang menjadi permasalahan. Dibawah ini adalah contoh problem yang sudah terklarifikasi dan yang belum
Problem Tidak Terklarifikasi | Problem Terklarifikasi |
Reject terlalu banyak | Problem di assembling line terutama untuk torsi pengencangan. Terjadi terutama di areal assy muffler to exhaust manifold. Kejadian ini ada sekitar 25/1000 produk rata rata tiap bulan. |
Pipa mempet, cairan tidak mengalir | Problem mempet di pipa karena cairan akan beku di suhu dibawah 25o C. Pemanas pipa yang membuat cairan selalu cair ternyata kurang effective dalam memanaskan pipa karena isolatornya telah robek. |
Mesin rusak , terkadang jalan terkadang tidak, sudah sering dibetulkan maintenance tetapi selalu Kembali lagi seperti itu | Mesin rusak berjalan secara intermittent, motor kadang bergerak kadang tidak. |
Root Cause Analysis
Root cause analysis yang paling umum dipakai adalah fish bone diagram, tetapi Jepang juga mengembangkan metode root cause analysis dengan menggunakan 5Why. Pada IATF, digunakan FMEA untuk melakukan root cause analysis.
Root cause analysis dilakukan dengan bertanya terhadap detail dan melakukan evaluasi secara teknis. Umumnya pengetahuan teknis dan engineering sangat diperlukan pada saat problem solving dengan root cause analysis ini .
Dibawah ini contoh dilakukannya penyelidikan terhadap suatu mesin yang berjalan intermittent. Pada why 2 tentunya tidak akan langsung ke why 3 tanpa adanya investigasi. Oleh karena itu Why2 akan menghasilkan beberapa hipotesa (perkiraan). Setelah dilakukan verifikasi , maka didapat ternyata why3 untuk masalah encoder yang menjadi point yang penting, lalu kemudian dilakukan analysis lebih mendalam.
Problem | Why 1 | Why 2 | Why 3 | Why 4 | Why 5 |
Mesin berjalan intermitten | Karena motornya berjalan intermitten | Encoder sinyalnya intermittent ? | Optical sensor kotor | Ada cover yang terbuka sehingga kotoran masuk | Cover robek karena saat maintenance tidak hati hati |
|
| Listrik nya intermittent ? | (tidak ada indikasi listrik intermittent) |
|
|
|
| Ball screw sudah aus | (tidak ada indikasi ball screw aus) |
|
|
.